Opaganib Milik RedHill Biopharma Berhasil Mencegah Replikasi SARS-CoV-2 Sepenuhnya

Berdasarkan studi inkubasi selama tiga hari dalam model in vitro jaringan bronkial manusia, Opaganib berhasil mencegah replikasi virus SARS-CoV-2 sepenuhnya, sebanding dengan remdesivir sebagai kontrol positif dalam studi tersebut

Opaganib dianggap sebagai satu-satunya obat minum yang berpotensi menyembuhkan COVID-19, menggabungkan mekanisme aksi antivirus dan anti-inflamasi yang ampuh dengan menargetkan komponen sel inang serta meminimalkan kemungkinan resistansi

Opaganib sedang diteliti dalam studi klinis Global Fase 2/3 dan A.S. Fase 2 untuk menyembuhkan pneumonia akut akibat COVID-19 

Kandidat obat COVID-19 berikutnya milik RedHill disebut RHB-107 (upamostat), merupakan serpin baru yang juga berhasil mencegah replikasi virus SARS-CoV-2 pada model yang sama, dan dijadwalkan untuk studi A.S. Fase 2/3 pada pasien rawat jalan di akhir tahun ini
       
TEL AVIV, Israel dan RALEIGH, N.C., Sept. 11, 2020 (GLOBE NEWSWIRE) — RedHill Biopharma Ltd. (Nasdaq: RDHL) (“RedHill” atau “Perusahaan”), sebuah perusahaan spesialis biofarmasi, hari ini mengumumkan bahwa opaganib1 ampuh mencegah replikasi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dengan memblokir replikasi virus sepenuhnya dalam model in vitro jaringan bronkial paru-paru manusia. Opaganib adalah inhibitor selektif sphingosine kinase-2 (SK2) per oral pertama di kelasnya, dengan dua aktivitas anti-inflamasi dan anti-virus yang menargetkan komponen sel inang serta tidak terpengaruh oleh mutasi virus, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan resistansi. Saat ini opaganib sedang menjalani evaluasi studi klinis global Fase 2/3 dan A.S. Fase 2 untuk menyembuhkan pneumonia akut akibat COVID-19.Perusahaan berkolaborasi dengan University of Louisville Center for Predictive Medicine untuk melakukan studi opaganib pada model jaringan 3D sel epitel (EpiAirway) bronkial manusia yang morfologi dan fungsinya serupa dengan saluran pernapasan manusia, serta mirip dengan model yang digunakan untuk menemukan SARS-CoV-22. Studi ini dirancang untuk mengevaluasi efisiensi in vitro opaganib dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 dengan kontrol positif obat antivirus yang sudah dikenal bernama remdesivir.Hasil studi menunjukkan efek antivirus opaganib secara jelas dan menjanjikan dalam melawan SARS-CoV-2. Opaganib menunjukkan aktivitas paling ampuh di antara semua zat yang diuji, termasuk kontrol positif, remdesivir. Pengobatan sel yang terinfeksi SARS-CoV-2 menghambat produksi virus (bersifat dose-dependent) tanpa mengganggu integritas membran sel. Penelitian atas kelangsungan hidup sel dan keamanan obat juga menunjukkan bahwa opaganib merupakan obat yang berpotensi ampuh untuk menyembuhkan pasien COVID-19.Gambar yang disertakan dalam artikel ini tersedia di https://www.globenewswire.com/NewsRoom/AttachmentNg/e60ced55-ca9d-4648-81cb-907be7571136Opaganib dengan dosis 1mg/ml (konsentrasi yang relevan secara farmakologis) berhasil mencegah replikasi virus sepenuhnya setelah proses inkubasi selama tiga hari. Berdasarkan studi RedHill, aktivitas opaganib lebih ampuh dari pembanding kontrol aktif remdesivir, yang sesuai dengan data publikasi remdesivir3.  Data studi rencananya akan dikirimkan ke jurnal peninjauan sejawat.“Aktivitas anti-inflamasi yang ditunjukkan opaganib dan aktivitas anti-virus SARS-CoV-2 yang kini telah terbukti menghadirkan dua mekanisme aksi unik untuk menyembuhkan pasien COVID-19 dengan mencegah pendorong utama semakin parahnya penyakit tersebut – replikasi virus dan inflamasi paru-paru,” ujar Mark L. Levitt, M.D., Ph.D., Medical Director RedHill. “Data menjanjikan ini menggunakan model jaringan pernapasan manusia yang relevan secara fisiologis, serta menunjukkan potensi opaganib dalam mencegah replikasi virus SARS-CoV-2 secara ampuh, sekaligus memastikan hipotesis serta mendukung dasar logis pada studi klinis global Fase 2/3 dan A.S. Fase 2. Selain itu, kami mempercepat kemajuan untuk mencapai tujuan pembuatan paket data lengkap guna mendukung otorisasi penggunaan darurat dalam menanggapi COVID-19.” Studi global multi-center, acak, double-blind, parallel-arm, kontrol plasebo Fase 2/3 (NCT04467840) terus dilakukan untuk mengevaluasi opaganib sebagai pengobatan pneumonia akut akibat COVID-19, menargetkan 270 pasien rawat inap yang memerlukan suplai oksigen tambahan. Studi telah mendapatkan persetujuan di Inggris, Italia, Rusia, dan Meksiko, serta baru disetujui di Israel, dan akan terus memperluas pengembangannya.Studi paralel, acak, double-blind, kontrol plasebo A.S Fase 2 (NCT04414618) opaganib pada pasien penderita pneumonia akut akibat COVID-19 telah diikuti oleh lebih dari 50% peserta, dan pendaftarannya akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan. Baru-baru ini, Safety Monitoring Committee independen yang sudah dibentuk sebelumnya, meminta untuk melanjutkan studi tanpa perubahan. Studi tanpa signifikansi statistik ini dijadwalkan untuk melibatkan 40 pasien rawat inap yang memerlukan suplai oksigen tambahan.Perusahaan sedang berdiskusi dengan agensi pemerintahan A.S. seputar potensi pendanaan untuk mempercepat proses persetujuan penggunaan opaganib dalam potensi keadaan darurat.Selain opaganib, studi in-vitro RedHill juga mengevaluasi aktivitas antivirus obat penyelidikan stadium Fase-2, RHB-107 (upamostat), yaitu serpin untuk melawan sejumlah serin protease manusia secara aktif yang terbukti ampuh mencegah replikasi virus SARS-CoV-2. Studi A.S. Fase 2/3 dengan RHB-107 pada pasien rawat jalan dijadwalkan untuk dimulai pada akhir tahun ini.“Protease sel inang berperan penting dalam proses masuknya SARS-CoV-2 ke dalam sel, khususnya untuk mengaktifkan protein spike (S) SARS-CoV-2, yang merupakan prasyarat bagi penggabungan virus dan membran sel inang saat virus masuk,” ucap Terry F. Plasse MD, Medical Director RedHill. “RHB-107 menunjukkan aktivitas anti-virus yang luar biasa, dengan mencegah replikasi virus secara efektif sesuai anjuran dosis pada konsentrasi yang relevan secara farmakologis. Sama seperti opaganib, RHB-107 (upamostat) dapat diberikan dalam bentuk sediaan oral sehingga cocok bagi pasien rawat inap maupun rawat jalan.”Hasil studi praklinis opaganib dan RHB-107 merupakan sebuah pendahuluan yang disediakan bagi Perusahaan oleh pihak ketiga independen setelah analisis independen awal, serta tetap harus menjalani peninjauan dan analisis tambahan atas data serta eksperimen dukungan potensial lainnya.  Tentang Opaganib (ABC294640, Yeliva®)
Opaganib adalah senyawa kimia baru berhak paten yang merupakan inhibitor selektif sphingosine kinase-2 (SK2) per oral pertama di kelasnya, dengan aktivitas anti-kanker, anti-inflamasi, serta anti-virus, menargetkan beberapa indikasi onkologi, virus, inflamasi, dan gastrointestinal.
Opaganib ditunjuk oleh Orphan Drug dari lembaga FDA A.S. sebagai pengobatan kanker saluran empedu yang sedang dievaluasi dalam studi kanker saluran empedu lanjutan Fase 2a dan studi kanker prostat Fase 2. Opaganib juga sedang dievaluasi dalam studi global Fase 2/3 dan studi A.S. Fase 2 untuk pengobatan coronavirus (COVID-19).Data praklinis menunjukkan aktivitas anti-inflamasi dan anti-virus opaganib mampu menurunkan gangguan inflamasi paru-paru, seperti pneumonia, dan meringankan kerusakan pada fibrosis paru. Opaganib menunjukkan aktivitas anti-virus ampun melawan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dengan mencegah replikasi virus secara keseluruhan dalam model in vitro jaringan bronkial paru-paru manusia. Studi in vivo praklinis4 juga menunjukkan bahwa opaganib berhasil menurunkan tingkat keparahan infeksi virus influenza serta cedera paru-paru yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dengan meredam tingkat IL-6 dan TNF-alpha dalam prosedur bronchoalveolar lavage fluids.Awalnya opaganib dikembangkan oleh perusahaan A.S. Apogee Biotechnology Corp. yang telah melakukan beberapa studi praklinis sukses dalam model onkologi, inflamasi, GI, dan radioproteksi, serta studi klinis Fase 1 pada pasien kanker dengan tumor solid stadium lanjut dan studi Fase 1 tambahan dalam mieloma ganda.Dalam program penggunaan secara cuma-cuma, pasien COVID-19 (berdasarkan klasifikasi skala ordinal WHO) di rumah sakit terkemuka Israel mendapatkan perawatan dengan opaganib. Data hasil pengobatan opaganib pada beberapa pasien COVID-19 akut pertama telah diterbitkan2. Analisis atas penggunaan pengobatan opaganib secara cuma-cuma menunjukkan keunggulan hasil pada pasien dalam hasil klinis dan penanda inflamasi, jika dibandingkan dengan grup kontrol-kasus yang cocok retrospektif dari rumah sakit yang sama. Semua pasien dalam grup pengobatan opaganib pulang dari rumah sakit tanpa memerlukan alat bantu pernapasan, sedangkan 33% pasien dalam grup kontrol-kasus yang cocok memerlukan alat bantu pernapasan. Pada grup pengobatan opaganib, pasien membutuhkan waktu rata-rata selama 10 hari untuk berhenti dari kanula hidung aliran tinggi, sedangkan pasien dalam grup kontrol-kasus yang cocok membutuhkan 15 hari.Apogee Biotechnology Corp. menerima dana bantuan dan kontrak dari agensi pemerintahan daerah dan federal A.S., termasuk NCI, BARDA, U.S. Department of Defense, juga FDA Office of Orphan Products Development.Studi opaganib yang sedang berlangsung terdaftar di www.ClinicalTrials.gov, yaitu layanan berbasis web milik U.S. National Institute of Health yang menyediakan akses publik ke beragam informasi studi klinis berbasis publik maupun swasta.Tentang RHB-107 (upamostat)
RHB-107 adalah inhibitor serpin potensial per oral berhak paten pertama di kelasnya yang menghasilkan efek anti-virus dan perlindungan jaringan. Kombinasi antara aksi anti-virus dan perlindungan jaringan menjadikannya kandidat kuat untuk evaluasi pada pengobatan infeksi COVID-19. Selain itu, RHB-107 berpotensi untuk menyembuhkan kanker, penyakit inflamasi paru-paru, dan penyakit gastrointestinal, serta telah melalui beberapa studi Fase 1 dan dua studi Fase 2, dengan hasil profil keamanan klinis pada lebih dari 300 pasien. RedHill mendapatkan hak paten eksklusif di seluruh dunia atas RHB-107, kecuali di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Makau, dari Heidelberg Pharmaceuticals (dulu bernama WILEX AG) Jerman untuk semua indikasi.
Tentang RedHill Biopharma      
RedHill Biopharma Ltd. (Nasdaq: RDHL) adalah perusahaan spesialis biofarmasi yang berfokus pada penyakit gastrointestinal. RedHill menciptakan beragam obat gastrointestinal, seperti Movantik® untuk pengobatan konstipasi berbasis opioid pada orang dewasa5Talicia® untuk pengobatan infeksi Helicobacter pylori (H. pylori) pada orang dewasa6, dan Aemcolo® untuk pengobatan diare perjalanan pada orang dewasa7. Program pengembangan stadium akhir klinis utama RedHill mencakup: (i) RHB-204, dengan rencana studi utama Fase 3 untuk infeksi pulmonary nontuberculous mycobacteria (NTM); (ii) opaganib (Yeliva®), inhibitor selektif SK2 pertama di kelasnya, menargetkan beberapa indikasi dengan program Fase 2/3 untuk COVID-19 serta studi Fase 2 untuk kanker prostat dan kanker saluran empedu yang sedang berlangsung; (iii) RHB-104, dengan hasil studi Fase 3 positif untuk penyakit Crohn’s; (iv) RHB-102 (Bekinda®), dengan hasil studi Fase 3 positif untuk gastroenteritis dan gastritis akut. serta hasil studi Fase 2 positif untuk IBS-D; (v) RHB-107, inhibitor serpin pertama di kelas stadium Fase 2 yang menargetkan penyakit kanker dan inflamasi gastrointestinal, serta sedang dievaluasi untuk pengobatan COVID-19, juga (vi) RHB106, preparat usus terenkapsulasi. Informasi lengkap mengenai Perusahaan ini tersedia di www.redhillbio.com.
Hasil studi praklinis opaganib dan RHB-107 merupakan sebuah pendahuluan yang disediakan bagi Perusahaan oleh pihak ketiga independen setelah analisis independen awal, serta tetap harus menjalani peninjauan dan analisis tambahan atas data serta eksperimen dukungan potensial lainnya. Peninjauan dan analisis mungkin memiliki hasil yang tidak konsisten dengan hasil yang tercantum dalam artikel ini, dan mungkin tidak direplikasi dalam uji coba praklinis atau klinis di masa mendatang.  Oleh sebab itu, investor sebaiknya tidak mengandalkan hasil yang disebutkan dalam artikel ini sebagai bukti definitif bahwa opaganib merupakan antivirus bagi SARS-CoV-2 dan pengobatan yang efektif bagi SARS-CoV-2.This press release contains “forward-looking statements” within the meaning of the Private Securities Litigation Reform Act of 1995. Such statements may be preceded by the words “intends,” “may,” “will,” “plans,” “expects,” “anticipates,” “projects,” “predicts,” “estimates,” “aims,” “believes,” “hopes,” “potential” or similar words. Forward-looking statements are based on certain assumptions and are subject to various known and unknown risks and uncertainties, many of which are beyond the Company’s control and cannot be predicted or quantified, and consequently, actual results may differ materially from those expressed or implied by such forward-looking statements. Such risks and uncertainties include, without limitation, the risk that the Company’s Phase 2/3 study evaluating RHB-107 will not be successful, if conducted at all; the risk the antiviral activity in the in vitro study will not be demonstrated in clinical trials; the risk of a delay in receiving data to support applying for emergency use applications; the risk that the U.S. Phase 2 clinical study evaluating opaganib will not be successful and the risk that completion of enrollment for this clinical study will be delayed; the risk that the Company will not initiate the Phase 2/3 study for opaganib in certain geographies, will not expand this study in additional countries and that it will not be successful; the risk that the Company will not initiate the Phase 2/3 study in COVID-19 with RHB-107 or that it will be delayed;  the risk that other COVID-19 patients treated with opaganib will not show any clinical improvement; the risk that clinical trials with opaganib in Israel, the U.S., Italy, Russia, the UK, Mexico or elsewhere for the treatment of COVID-19, if conducted at all, will not show any improvement in patients; the risk of a delay in applying for emergency use authorizations; the development risks of early-stage discovery efforts for a disease that is still little understood, including difficulty in assessing the efficacy of opaganib for the treatment of COVID-19, if at all; intense competition from other companies developing potential treatments and vaccines for COVID-19; the effect of a potential occurrence of patients suffering serious adverse events using opaganib under compassionate use programs, as well as risks and uncertainties associated with (i) the initiation, timing, progress and results of the Company’s research, manufacturing, preclinical studies, clinical trials, and other therapeutic candidate development efforts, and the timing of the commercial launch of its commercial products and ones it may acquire or develop in the future; (ii) the Company’s ability to advance its therapeutic candidates into clinical trials or to successfully complete its preclinical studies or clinical trials or the development of a commercial companion diagnostic for the detection of Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis (MAP); (iii) the extent and number and type of additional studies that the Company may be required to conduct and the Company’s receipt of regulatory approvals for its therapeutic candidates, and the timing of other regulatory filings, approvals and feedback; (iv) the manufacturing, clinical development, commercialization, and market acceptance of the Company’s therapeutic candidates and Talicia®; (v) the Company’s ability to successfully commercialize and promote Movantik®, Talicia® and Aemcolo®; (vi) the Company’s ability to establish and maintain corporate collaborations; (vii) the Company’s ability to acquire products approved for marketing in the U.S. that achieve commercial success and build and sustain its own marketing and commercialization capabilities; (viii) the interpretation of the properties and characteristics of the Company’s therapeutic candidates and the results obtained with its therapeutic candidates in research, preclinical studies or clinical trials; (ix) the implementation of the Company’s business model, strategic plans for its business and therapeutic candidates; (x) the scope of protection the Company is able to establish and maintain for intellectual property rights covering its therapeutic candidates and commercial products and its ability to operate its business without infringing the intellectual property rights of others; (xi) parties from whom the Company licenses its intellectual property defaulting in their obligations to the Company; (xii) estimates of the Company’s expenses, future revenues, capital requirements and needs for additional financing; (xiii) the effect of patients suffering adverse events using investigative drugs under the Company’s Expanded Access Program; and (xiv) competition from other companies and technologies within the Company’s industry. More detailed information about the Company and the risk factors that may affect the realization of forward-looking statements is set forth in the Company’s filings with the Securities and Exchange Commission (SEC), including the Company’s Annual Report on Form 20-F filed with the SEC on March 4, 2020. All forward-looking statements included in this press release are made only as of the date of this press release. The Company assumes no obligation to update any written or oral forward-looking statement, whether as a result of new information, future events or otherwise unless required by law.CATATAN: Rilis pers ini, yang disediakan untuk tujuan kemudahan, merupakan hasil terjemahan dari rilis pers resmi yang diterbitkan oleh Perusahaan dalam bahasa Inggris.________________________________
1
 Opaganib (Yeliva®, ABC294640) adalah obat baru dalam penelitian, dan tidak untuk diperjualbelikan secara komersial.
2 Na Zhu dkk. A Novel Coronavirus from Patients with Pneumonia in China, 2019. N Engl J Med 2020;382:727-33.
3 Pruijssers AJ dkk. Remdesivir Inhibits SARS-CoV-2 in Human Lung Cells and Chimeric SARS-CoV Expressing the SARS-CoV-2 RNA Polymerase in Mice. Cell Reports. Vol 32, Cetakan 3, 107940, 21 Juli 2020.
4 Xia C. dkk. Transient inhibition of sphingosine kinases confers protection to influenza A virus infected mice. Antiviral Res. Oktober 2018; 158:171-177. Ebenezer DL dkk. Pseudomonas aeruginosa stimulates nuclear sphingosine-1-phosphate generation and epigenetic regulation of lung inflammatory injury. Thorax. Juni 2019;74(6):579-591.
5 Informasi resep lengkap untuk Movantik® (naloxegol) tersedia di: www.Movantik.com.
6 Informasi resep lengkap untuk Talicia® (omeprazole magnesium, amoxicillin, dan rifabutin) tersedia di: www.Talicia.com.
7 Informasi resep lengkap untuk Aemcolo® (rifamycin) tersedia di: www.Aemcolo.com.

Disclaimer & Cookie Notice

Welcome to GOLDEA services for Professionals

Before you continue, please confirm the following:

Professional advisers only

I am a professional adviser and would like to visit the GOLDEA CAPITAL for Professionals website.

Cookie Notice

We use cookies to improve your experience on our website

Information we collect about your use of Goldea Capital website

Goldea Capital website collects personal data about visitors to its website.

When someone visits our websites, we use a third party service, Google Analytics, to collect standard internet log information (such as IP address and type of browser they’re using) and details of visitor behavior patterns. We do this to allow us to keep track of the number of visitors to the various parts of the sites and understand how our website is used. We do not make any attempt to find out the identities or nature of those visiting our websites. We won’t share your information with any other organizations for marketing, market research or commercial purposes and we don’t pass on your details to other websites.

Use of cookies
Cookies are small text files that are placed on your computer or other device by websites that you visit. They are widely used to make websites work, or work more efficiently, as well as to provide information to the owners of the site.